Kamis, 21 Oktober 2010

No tittle















tanpa judul
oleh Ummu Tsabita Azmi Zahira pada 17 Mei 2010 jam 19:52


Aku ingin mencintaimu dengan cara yang sederhana
Amat sederhana… tak seistimewa cintaku pada Alloh dan RasulNya…
Aku ingin mencintaimu dengan cara yang sederhana…
Sesederhana angin yang berdecak didedaunan lemah… hingga membawa ketentraman dalam keheningan
Sesederhana mekarnya edelweis… meski hanya menebar bau tanah dan warna tak secerah dahlia… namun mampu bertahan amat lama…

Aku ingin mencintaimu dengan cara yang amat sederhana…
Sesederhana kayu yang tak mau berkata-kata ketika api membakarnya.. hingga muncul cahaya penentram dalam gulita

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana…
Sesederhana tetesan hujan yang jatuh membasahi tanah… tanpa menuntut ruang istimewa untuk meluncurkan tetesannya… rela membasahi tiap-tiap permukaan… dari padang rumput hijau penuh bunga… hingga pinggiran jalanan kota penuh limbah

Aku ingin mencintaimu dengan cara yang sederhana…
siapapun dia...
seorang yang telah Alloh pilihkan untukku
seorang yang kini masi menjadi misteri terindah dalam kuasa Nya

TIPS KECANTIKAN (Akhwat Only)

















berikut ada beberapa tips kecantikan yang mungkin bermanfaat bagi anti.. ^_^

1. Tips melentikkan bulu mata
caranya, ambil sebatang tanaman lidah buaya, kemudian diamkan semalam agar getahnya hilang. keesokan harinya tusuk bagian batang lidah buaya dengan menggunakan cuttonbad, lalu oleskan cuttonbad yang telah basah tersebut pada bulu mata. lakukan hal ini tiap pagi hari dan menjelang tidur, Insya Alloh bulu mata ukhti akan panjang dan lentik ^^

2. Tips merawat payudara
ambil buah tomat, cuci bersih kemudian belah, irisan buah tomat tersebut gosok-gosokkan di payudara, terutama bagian puting,setelah digosok-gosok pijat payudara memutar searah jarum jam selama kurang lebih 5 menit, kemudian bilas hingga bersih buah tomat dapat menghaluskan kulit payudara dan mencerahkan warna puting. lakukan tips ini secara rutin dan liat hasilnya.

3. Tips menghilangkan bau badan
jika ukhti mengalami masalah dengan bau badan, berikut merupakan tips yang diberikan oleh nenek saya. caranya : rebus segenggam daun beluntas, 5 lembar daun sirih, asam jawa, dan 100 gram kunyit (iris tipis). rebus dalam 3 gelas air atau sekitar 600ml, kemudian minum secara teratur paling tidak seminggu dua kali. dijamin Insya Alloh bau badan akan musnah ^^

selamat mencoba ukh... ^^

Jumat, 15 Oktober 2010

Pemikir Sejati (Just CERPEN bukan kisah nyata)

Pemikir sejati, itulah sebutan yang mereka tujukan pada diriku ini. Entah mengapa aku dilahirkan dengan otak yang selalu memikirkan masalah secara kompleks, bukan hanya masalah tetapi juga semua benda. Yah… saat melihat sepotong ikan asin yang ditumpangkan diatas nasi hangatku misalnya. Aku tak sertamerta langsung memakannya seperti apa yang terjadi pada ikan-ikan asin lain yang tergelatak kering diatas gundukan nasi panas yang berada di piring kakak-kakakku, bapakku dan ibuku.

Sebelum aku melahap ikan itu, aku terlebih dulu menyelami tragedi yang dialami oleh si ikan asin nan malang ini. Awalnya dia adalah materi berukuran sepersekian mili dengan wujud cairan sperma dan sel telur dari ibu bapaknya, kemudian… ia tumbuh menjadi setitik telur yang entah dimana tempatnya, mungkinkah dibawah batu karang? Ataukah diatas terumbunya atau mungkin melayang-layang di air samudera. Beberapa waktu kemudian telur ikan itu tumbuh menjadi seekor ikan yang berenang dengan kawan-kawan seperjuangan, mengarungi samudera menjelajahi setiap negri dasar bahari dan berkenalan dengan spesies laut lainnya. Akan tetapi naas benar nasib ikan ini, jala nelayan yang dilempar dan tergelar di samudera berhasil memerangkap tubuhnya, hingga ia tak bisa lari, dia merintih....memekik...menjerit...menangis namun tak ada yang mampu menolong karena kawanannya juga bernasib sama, terjerat dalam jaring dan hanya bisa melonglong tanpa suara karena tak ada satupun manusia yang bisa mendengar jeritannya. Setelah jaring berisi si ikan ini dan ratusan kawanannya diangkat ke atas kapal, para nelayan itu dengan bringasan menempatkan mereka kedalam drum-drum tanpa air, membuat si ikan malang sekarat, sesak napas dan akhirnya arwahnya menghadap Sang Pencipta. Tapi nasib tak sampai disitu, nelayan menyandarkan kapalnya ke dermaga dan menjual si ikan dan kawanan ikan lain yang berada dalam drum-drum kepada para pedagang dengan harga yang jauh dibawah ikan pindang, ikan caek katanya anyir tak bernilai bahkan seember harganya sama dengan serantang ikan pindang. Ikan caek juga disebut sebagai ikan krismon karena menjadi tersohor saat krisis melanda negri dan ia dijadikan santapan diatas meja makan rumah-rumah berbilik kardus, kayu dan bambu.

Tapi masih syukur jika si caek yang berpindah tangan pada pedagang langsung dibeli oleh pembeli dan dimasak selagi segar. Tapi… karena jumlah kawanannya yang berjuta-juta bahkan bermilyar-milyar jiwa di dalam samudera, membuat si caek tak langsung laku. Terlalu banyak caek di dalam drum-drum pasar ikan sehingga sekalipun ikan ini banyak dibeli tetap saja tak langsung habis begitu saja. Akhirnya si pedagang membawanya ke pabrik pengolahan ikan asin untuk diawetkan dengan butiran yang bernama garam. Ehm… andai saja si caek ini langsung laku saat jasadnya masih segar tentu perjalanan materinya tak terlalu panjang. Saat si pembeli mengeluarkan isi perut si caek kemudian si caek dicuci dan di goreng dalam minyak panas, lantas dijadikan santapan nikmat, nah… jika saja nasibnya begitu pasti si caek akan mengalami perjalanan yang lebih singkat. Lebih cepat menjadi feses kemudian masuk ke lubang kakus dan menguap melalui pipa sirkulasi WC, akhirnya si caek tak lagi bermateri, dia hampa…dia sepi…dia tak ada…namun masih tetap berarti… berarti berkat jasa-jasanya yang telah membuat sebuah perhelatan panjang, perhelatan nelayan, pasar ikan, pasar tradisional, makanan dan pembuangan.

Akan tetapi tak demikian yang terjadi, si caek tak langsung dimasak selagi segar, dan itu tentu membuat rentetan pikiranku lebih panjang. Dan kini… aku ingin pikiranku kembali pada nasib si caek dalam tragedi pengasinan tadi.

Tubuh si caek dirobek menjadi dua bagian, hingga membuat tulang lunaknya berada di salah satu bagian. Kemudian si caek dilumuri butiran garam. Ditelungkupkan diatas tampah. Dijemur berhari-hari dibawah terik sinar matahari. Dibolak-balik...dijemur lagi...dibolak-balik...dijemur lagi. Hingga si caek benar-benar menjadi ikan asin sejati...ikan asin yang benar-benar kering dan siap untuk dipasarkan.

Masih dengan kawanan caek lain, dan tentunya ditempat pengasinan itu caek yang ada berasal dari berbagai penjuru, meski bukan penjuru dunia, tapi...kebanyakan dari mereka tak saling mengenal semasa hidupnya. Mereka disatukan setelah menjadi ikan asin, dipenat-penat ke dalam karung atau kantong plastik, ditimbang dan dijual kepada para pedagang pasar yang siap mengecernya pada ibu-ibu rumah tangga dengan budget belanja di bawah rata-rata.

Saat tiba dipasar, si pedagang dengan suara peratnya dan logat khas promosi pasar tradisional, berulang kali memuji-muji caek ini ”ikan asin baru kulak, rasanya gurih dan murah sekali” dan dengan selembar uang seribu rupiah ibuku membelinya. Seribu rupiah mendapatkan sepuluh ekor ikan caek asin. Sepuluh ikan caek itu akan dijadikan menu sarapan dan makan siang.

Pagi ini lima ikan caek telah digoreng. Subuh tadi ibu menggorengnya didalam minyak jelantah bekas menggoreng ikan teri kemarin. Kelima caek goreng itu baru saja ada di meja, satu ekor dipiring ibu, satu ekor di piring bapak, di piring dua abangku masing-masing satu, dan satu lagi dipiringku. Dan hanya caek yang ada dipiringku ini yang belum mengalami wisata pencernaan, selebihnya atau empat kawannya yang ada di piring abang-abangku dan piring bapak ibu telah atau sedang mengalami perjalanan itu.

”Hey... sudah mikirnya! Cepat makan sarapanmu, si ikan caek sudah menunggu untuk masuk kedalam mulutmu!”
Ibu menggertakku untuk yang ke... tujuh dikali tiga ratus enam puluh lima hari kemudian dikali tiga kali (sarapan, makan siang dan makan malam) hasilnya 7.665 yah sudah 7.665 kali aku melakukan aktifitas ini, sudah tujuh tahun aku jadi pemikir sejati. Pemikir sejati yang mengawali kariernya saat berumur enam tahun.

Mereka bilang perjalanan karierku sebagai pemikir sejati sama sekali tak berarti bahkan ibuku sendiri sangat geli dengan kebiasaanku ini. Aku tak mengeti mengapa mereka bisa bilang begitu. Ehm... padahal andai saja mereka tahu, betapa nikmatnya menjadi pemikir sejati. Pemikir yang menyelami segenap kejadian yang terjadi hingga akhirnya rentetan kejadian itulah yang membuatku merasakan kenikmatan... kenikmatan yang tersajikan dihadapanku. Dan sajian kenikmatan itu adalah riski yang Ia beri, dan selalu... diujung pemikiranku aku ucapkan rasa syukurku.

”Gleg’ suara air yang mendorong si ikan caek asin menggema di kerongkonganku. Alhamdulillah... setelah sekian panjang perjalananmu... kini akhirnya kau akan sejenak berlabuh dalam wisata pencernaanku, esok hari kau akan kutemui lagi dalam keadaan kuning padat, namun pertemuan kita hanya sesaat... karena aku harus membuangmu masuk kedalam lubang kakusku, setelah itu rampung sudah tugasmu, tunai sudah perhelatan yang terjadi karenamu. Kau akan menguap... menjadi nonmateri yang tak lagi berenang...menginjak ataupun terkapar kering berbau anyir.

Wahai... Dinda...



















Dinda… … …
Tak terasa perjalanan waktu telah mengubahmu. Kini kau sungguh berbeda dengan yang dulu. Dulu kau hanyalah gadis kecil lucu yang terlihat menggemaskan saat mengenakan pita-pita dirambutmu serta rok-rok mini dengan corak penuh keceriaan. Dinda...aku masih sangat ingat saat kita bersama-sama mencoba perlengkapan make up bunda serta mencoba satu demi satu sepatu berhak tinggi kemudian kita bergantian berlenggak-lenggok di depan cermin. Kita sama-sama merasa cantik kala itu. Dinda aku juga masih sangat ingat saat kau menyarankan aku agar aku menjadi penata rias kemudian kau memintaku untuk merias wajahmu dan menghias rambutmu dengan kembang sepatu yang kita petik bersama di taman rumah kita. Dinda...kini...itu semua telah menjadi kenangan indah yang tak mungkin dapat aku lupa. Dinda...kenangan itu sungguh berharga dan kuharap kau juga tak akan pernah melupakannya.

Dinda...apakah kau juga masih ingat tangismu dan bentakkan dariku saat kita bertengkar dulu? Masihkah kau menyimpan suara marahku jika aku menyalahkanmu atas kenakalan yang kau lakukan atau terkadang aku yang mencari-cari kesalahanmu agar mampu menjadi yang paling berkuasa diantara kita?
Dinda...aku rindu saat-saat itu, saat dimana tanah liat terlihat seperti tepung dimata kita, saat lumpur terlihat seperti adonan kue lezat yang kita masak diatas tungku yang tak ada apinya namun...imajinasi kita mampu membuatnya nampak berkobar dan mematangkan adonan kue kita.

Dinda... perjalanan waktu telah sedikit demi sedikit mendewasakan aku. Hingga kau menganggap aku tak lagi sayang padamu karena aku selalu tak mau saat kau ajak bermain adonan tanah liat seperti dulu.

Dinda...kini perjalanan waktu juga telah mengubah seluruh yang ada di jiwa dan ragamu. Kini...kau menjelma menjadi bidadari cantik. Bidadari yang seringkali membuatku takut. Bukan... ketakutanku bukan karena ku khawatir kau akan menyaingiku. Karena kutahu dan sadar walau bagaimanapun aku tak akan mampu menyaingimu. Dinda...tahukah kamu apa yang membuatku selalu takut? Aku selalu takut melihatmu terluka. Aku selalu takut melihatmu sengsara.

Dinda...kau pasti masih ingat saat kau menanyakan kain penutup kepala yang aku kenakan? Waktu itu kau masih sangat lucu dan lugu. Sedangkan aku sudah memulai fase remajaku. Kala itu kau bertanya ”Kakak...kenapa Kakak memakai kerudung?” Saat itu aku hanya mampu tersenyum sambil berkata padamu ”Kakak memakainya karena ini adalah kewajiban kita yang utama, suatu saat nanti kau juga harus memakainya!” lalu kau menjawab dengan polosnya ”Kalau tidak memangnya kenapa?” aku menjawab dengan kalimat yang terkesan terlalu menakuti ”Kau akan jadi penghuni neraka!”

Dinda...kini kau mengerti bahwa kau bukan kau yang dulu lagi. Kalau dulu kau terlihat lucu dengan pita-pita dirambutmu serta rok-rok pendek yang bercorak ceria. Kini...kau pasti akan lebih cantik jika mengenakan pakaian kebanggaan muslimah. Pakaian yang mampu menyimpan rapi mahkota dan permata paling berharga yang engkau miliki. Dinda...jika dulu orang selalu gemas melihat pipimu...kini...tidakkah kau sadari bahwa pipi dan wajah itu mampu menjadikan para pria diluar sana terpesona karena cantiknya? Dinda...jika dulu lincah tubuhmu selalu mendatangkan gelak tawa bagi siapa yang melihatnya, kini...tubuhmu telah berlekuk. Dan tahukah kamu lekuk itu mampu membuat pria berkeinginan dalam hatinya? Dinda...kau pasti tak mau kan jika mahkota dan permata yang paling berharga milik dirimu itu dirampas oleh tangan-tangan yang tak layak menyentuhnya? Dan dilihat dengan seenaknya oleh mata-mata yang haram untuk melihatnya.

Dinda...kau adalah adikku yang sangat cerdas, kau pasti mampu mengerti dengan mudah akan apa yang aku tuliskan ini. Akan tetapi lebih dari sekedar yang kau baca di atas tadi. Aku ingin kau mengerti pula esensimu di dunia. Aku ingin kita bersama-sama mempelajarinya. Seperti halnya saat dulu kita bersama-sama membuat adonan tanah liat yang seolah menjadi adonan kue lezat dalam imajinasi kita. Tapi...kini aku ingin kita belajar bersama-sama dengan menggunakan syariah yang ada bukan semata-mata imajinasi yang kita gubah hanya untuk kesenangan semu belaka.

Dinda...aku ingin kita bersama-sama mencoba mentadzaburi kalam-kalamNya yang sungguh Indah. Seperti halnya saat dulu... saat kita bersama-sama mencoba make up bunda pada wajah kita. Dinda...aku ingin kita bersama-sama mempertinggi keikhlasan dan kesabaran kita... seperti halnya saat dulu... saat kita mempertinggi kaki mungil kita dengan memakai sepatu-sepatu tinggi ibu. Dinda...jika dulu kau menyarankanku agar menjadi penata rias wajah dan rambutmu, kini...izinkanlah aku menyarankanmu agar kau menjadi yang terbaik untuk dirimu. Jika dulu kita selalu memetik kembang sepatu di taman rumah kita, kini... aku ingin sekali mengajakmu untuk bersama denganku memetik hikmah dibalik segenap peristiwa.

Dinda...akan tetapi aku tak ingin lagi memarahimu seperti dulu. Karena yang kini aku inginkan hanyalah mengajakmu ikut serta denganku. Dinda... aku tak pula ingin kau menangis seperti dulu. Karena yang aku inginkan hanyalah kau tersenyum seraya menganggukkan kepala dengan tawaran yang telah aku sampaikan. Dinda... aku juga tak ingin meninggalkanmu bermain sendiri seperti dulu. Namun yang kuinginkan kini... kita bersama... selalu bersama melawan segenap permainan dunia.

Sabtu, 28 Agustus 2010

JALAN YANG PANJANG




















Betapa jauh jarak


Langkah kaki tak akan terhitung dengan pasti

Asa itu memburam... namun tak akan pernah tenggelam







Alloh... aku sepi... lelah dan pasrah

Namun berharap bahwa esok akan indah





Alloh... izinkan aku sekali lagi

Sekali lagi mengharap bahwa masih ada jalan menuju senyuman





Alloh.. aku terjaga

Ketika rumah-rumah telah mematikan lentera

aku terjaga, ketika jalanan kota tak lagi bersuara

biarkan aku bersimpuh.. memulihkan segenap luka dengan airmata ketakutanku akan dosa yang kupunya

Aku pun menangis.... dengan airmata yang membanjiri hati yang teriris





Alloh... jagalah ia ketika aku tak mampu berada di dekatnya

Aku tak bisa menolong

Hanya sebuah doa yang kuyakini Engkau mendengarnya





Alloh... Kami hanya ingin menjadi orang yang setia padaMu

Dengan tak membuatMu cemburu





Aku harus meninggalkan ini... ketika aku baru menemukannya

Karena aku lelah... aku kesepian dan aku merindukanMu lagi



Alloh...jangan biarkan aku menyerah dengan cara yang egois

Dan jangan biarkan yakinku terkikis



Harapan itu masih ada

Selalu ada...

harapan untuk menjadi mutiaramu yang tetap terjaga...

Senin, 09 Agustus 2010

HATI-HATI IKHWAN KAWAT




















Ikhwan kawat
Gampang bilang cinta ke akhwat,,
Cinta diobral seribu empat (kerupuk kaleee)
Ikhwan kawat
Gak ada kerjaan iseng2 telponin akhwat
Gak diangkat kirim pesan singkat
Bilang kalau ada hal pentiiiiiing sangat
Awalnya bicara sok gawat
Eh ujung-ujungnya ngajakin curhat
Tau gitu kaga gue angkat :P
Ikhwan kawat
Hobi tebar pesona kayak atraksi silat
Dengan Segala jurus pemikat
Kasi perhatian lebay amat
Biar dikata pria penyelamat
Ikhwan kawat
Mondar-mandir kayak lalat
Mata jelalat liat aurat
Ikhwan kawat
Bicara bak malaikat
Ingin kelihatan perfect terhormat
Ikhwan kawat
Walo kantong kere amat
Gaya tetap kayak konglomerat
Kasi hadiah ke akhwat
Alasannya biar ukhuwah semakin erat
Ikhwan kawat
Di depan cewek celana panjang amat
Giliran cadariun lewat
Celana diangkat, digulung2 kayak ketupat
Ikhwan cap kawat
Hobinya kirim sms nasehat
Tapi kok Cuma kirim ke para akhwat?
Temen ikhwan malah kaga keingat
Ikhwan kawat
Nadhor kok hobi amat
Tiap ada kesempatan pasti diembat
Kalo tampang akhwat ga kayak Revalina S Temat
Nadhor langsung dinyatakan tamat
Ikhwan cap kawat
Kalo gak bisa nahan syahwat kenapa ga zawaj ???
Ikhwan kawat
Jadi orang tolong jangan genit-genit amat
Komen di status akhwat pake emod yang bikin gak kuat ^_~ ^_*
Pipi si akhwat jadi merah kayak tomat
Ikhwan kawat
Tolong jangan emosimu mencuat,, karena ini Cuma nasehat
Pis gan… ^^”V hehe…

Minggu, 01 Agustus 2010

Duhai Calon Suamiku...































Duhai caLon suamiku....

bila kelak disaat kita hidup bersama kalaulah masih ada yg terlihat salah pada diriku, semoga engkau bisa melihat kebaikanku yang lain. Bukankah Allah SWT yang mempertemukan dan menyatukan hati kita berpesan, "Dan pergaulilah mereka (isterimu) dengan baik. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." [QS: An Nisa' 19]. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang kita cintai pun berpesan, "Sempurnanya iman seseorang mukmin adalah mereka yang baik akhlaknya, dan yang terbaik (pergaulannya) dengan istri-istri mereka." Jika engkau melihat kekurangan pada diriku, ingatlah kembali pesan beliau, Jangan membenci seorang mukmin (laki-laki) pada mukminat (perempuan) jika ia tidak suka suatu kelakuannya pasti ada juga kelakuan lainnya yang ia sukai. (HR. Muslim)

Sadarkah engkau bahwa tiada manusia di dunia ini yang sempurna segalanya? Bukankah engkau tahu bahwa hanyalah Alllah yang Maha Sempurna. bukankah kurang bijaksana bila kau hanya menghitung-hitung kekurangan pasangan hidupmu? Janganlah engkau mencari-cari selalu kesalahanku, padahal aku telah taat kepadamu.

Saat diriku rela pergi bersama dirimu, kutinggalkan orangtua dan sanak saudaraku, ku ingin engkaulah yang mengisi kekosongan hatiku. Naungilah diriku dengan kasih sayang, dan senyuman darimu. Ku ingat pula saat aku ragu memilih siapa pendampingku, ketakwaan yang terlihat dalam keseharianmu-lah yang mempesona diriku. Bukankah sahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, Ali bin Abi Tholib saat ditanya oleh seorang, "Sesungguhnya aku mempunyai seorang anak perempuan, dengan siapakah sepatutnya aku nikahkan dia?" Ali r.a. pun menjawab, "Kawinkanlah dia dengan lelaki yang bertakwa kepada Allah, sebab jika laki-laki itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika ia tidak menyukainya maka dia tidak akan menzaliminya." Ku harap engkaulah laki-laki itu, duhai suamiku.

Saat terjadi kesalahan yang tak sengaja ku lakukan, mungkin saat itu engkau mendambakan diriku sebagai istri tanpa kekurangan dan kelemahan. Perbaikilah kekurangan diriku dengan lemah lembut, janganlah kasar terhadapku. Bukankah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam telah mengajarkan kepada dirimu, saat Muawiah bin Ubaidah bertanya kepada beliau tentang tanggungjawab suami terhadap istri, beliaupun menjawab, "Dia memberinya makan ketika ia makan, dan memberinya pakaian ketika dia berpakaian." Janganlah engkau keras terhadapku, karena Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam pun tak pernah berbuat kasar terhadap istri-istrinya.

Duhai Calon Suamiku...
Tahukah engkau anugerah yang akan engkau terima dari Allah di akhirat kelak? Tahukah engkau pula balasan yang akan dianugerahkan kepada suami-suami yang berlaku baik terhadap istri-istri mereka? Renungkanlah bahwa, "Mereka yang berlaku adil, kelak di hari kiamat akan bertahta di singgasana yang terbuat dari cahaya. Mereka adalah orang yang berlaku adil ketika menghukum, dan adil terhadap istri-istri mereka serta orang-orang yang menjadi tanggungjawabnya." [HR Muslim]. Kudoakan bahwa engkaulah yang kelak salah satu yang menempati singgasana tersebut, dan aku adalah permaisuri di istanamu.

Jika engkau ada waktu ajarkanlah diriku dengan ilmu yang telah Allah berikan kepadamu. Apabila engkau sibuk, maka biarkan aku menuntut ilmu, namun tak akan kulupakan tanggungjawabku, sehingga kelak diriku dapat menjadi sekolah buat putra-putrimu. Bukankah seorang ibu adalah madrasah ilmu pertama buat putra-putrinya? Semoga engkau selalu mendampingiku dalam mendidik putra-putri kita dan bertakwa kepada Allah.

Wahai Allah,
Engkau-lah saksi ikatan hati ini...
Aku telah jatuh cinta kepada lelaki pasangan hidup ku,
jadikanlah cinta ku pada suamiku ini sebagai penambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.
Namun, kumohon pula, jagalah cintaku ini agar tidak melebihi cintaku kepada-Mu,
hingga aku tidak terjatuh pada jurang cinta yang semu,
jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling pada hati-Mu. Jika ia rindu,
jadikanlah rindu syahid di jalan-Mu lebih ia rindukan daripada kerinduannya terhadapku,
jadikan pula kerinduan terhadapku tidak melupakan kerinduannya terhadap surga-Mu.
Bila cintaku padanya telah mengalahkan cintaku kepada-Mu,
ingatkanlah diriku, jangan Engkau biarkan aku tertatih kemudian tergapai-gapai merengkuh cinta-Mu.

Ya Allah,
Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu,
telah berjumpa pada taat pada-Mu,
telah bersatu dalam dakwah pada-Mu,
telah berpadu dalam membela syariat-Mu.
Kokohkanlah ya Allah ikatannya. Kekalkanlah cintanya.
Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan nur-Mu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu.

Amin ya rabbal alamin.

duhai calon suamiku..

siapapun dirimu..ingatlah bahwa bukan urutan pertama, kedua atau ketiga yang kubutuh darimu. tapi hanyalah sebuah komitmen suci atas nama ALLAH.. yang kita sadari bersama bukan kesenangan duniawi semata yag kita cari...hingga kita dapat berbuat seimbang dalam menikmati nikmat dunia dan menabung demi bekal akhirat kelak..

duhai calon suamiku..

bukan diagung-agungkan yg kuinginkan darimu..tapi hanyalah sekedar kerendahan hati untuk saling mengerti dan berbagi suka dan duka itu.. dan motivasi serta saling mengingtkan dalam segala hal untuk memperbaiki diri dari detik ke detik yg kita tidak pernah tau kapan detik terakhir kita di dunia..

duhai calon suamiku...kuharap kaulah lelaki soleh lagi mensolehkan itu, semoga diri yg nista ini..masih pantas mereguk nikmat agung itu..

dan ingatkan aku,,tuk trus bermuhasabah, agar pantas mendampingimu dunia akhirat..

aminnnn,,allahuma aminnnn...”

Senin, 21 Juni 2010

Selamat Jalan Ukhti...

septia, at 20 Des 11.pm

Malam berpendar dalam sunyinya, aku belum mengantuk, masih begitu banyak tugas kuliah yang mesti kukerjakan. Tapi… aku tidak sedang mengerjakannya, karena kini aku lebih tertarik untuk meluapkan rasa haru sekaligus kehilangan, sekalipun aku tak mengenal siapakah orang yang telah pergi itu…
Aku termangu menatap layar FB ku, dalam sebuah status salah satu temanku “Hanunah Naurah Lam’aa” aku membaca sebuah berita duka (at 20 desember skitar pukul setengah sebelah malam)

“Innalillahi wa inna ilaihi roji’un, telah berpulang ke hadirat Allah saudari kita IMA FATAYA (teman FB) Semoga amal beliau diterima disisiNya, diampuni dosa-dosanya dan mendapat kedudukan disisiNya. Kami pasti merindukanmu ukhtii… saudariku yg selalu memberikanku semangat dalam menuntut ilmu”
Awalnya saya hanya terharu tanpa tangis, tapi… sesaat kemudian saya ingin sekali membuka profil ukhti IMA FATAYA, karena beliau bukanlah teman FB saya, akhirnya saya buka profilnya melalui frendlist ukhti Hanunah.

Saat membaca status terakhir yang almarhumah tulis, tak terasa butiran airmata ini mengalir, sekujur tubuh saya merinding, jantung saya berdetak kencang.
Tahukah kalian apa yang almarhumah tuliskan dalam status FB terakhirnya? (at 15 desember)
Berikut bunyi pesan terakhir tersebut
“Assalamu alaykum Akhwatiy… jazaakunnallah khoyr karena kalian bersedia menjadi sahabatku, n sudi untuk membagi ilmu padaku, tak ada yang bisa aku lakukan untuk membalas kebaikan kalian, kecuali doa” semoga Allah membalas kebaikan kalian dan memudahkan jalan kalian hingga menuju surga Nya” Amiin, AKU IJIN PAMIT AKHWATII , maafkan atas semua khilaf n salah yang pernah aku lakukan, yang membuat kalian terluka, aku minta keikhlasannya semua. Uhibbukunna Fillah”

Dan sahabat-sahabatnya pun bertanya apa maksud dari kata PAMIT itu, memangnya ia hendak kemana?

### pamit mau kemana ukh?
###kenapa pamit ukh?
###afwan mau pamit kemana ukh?
### ima harus semangat ,sabar nak, bersama kesulitan pasti ada kemudahan (ayahanda ima)
###resign dari fb? Kok tiba-tiba jeng? Chat by YM nya masih tetep kan?


Almarhumah IMA menjawab dalam untaian kata yang membuat airmata ini semakin tak terbendung
“Jazaakunnallah khoyr… tidak aku pungkir dengan fb aku dapat banyak manfaat, bisa mengenal kalian yang selalu membagi ilmu padaku, tapi juga tidak aku pungkiri fb telah banyak menyita waktuku. Itu karena aku yang tidak pintar mengatur waktu… Boleh ana minta nomor hp antunna? Dengan itu ana harap silaturahmi kita tetap terjalin meski aku resign dari fb . Akhwatii… keep istiqomah”
“ @:Papaku
“Papa… kaulah yang selalu sabar menghadapi kelemahan anakmu, sabar ya pa tuk terus membimbing ima, semangat itu ada mungkin sedikit melemah, tapi tidak mustahil untuk bertambah, papa… luv u ^^”
Kemudian ayahanda ima membalas pesan manis yang mengharukan itu
“anakku, bukan ayah namanya kalau tidak penuh cinta pada putri kecilnya, apapun dan bagaimanapun ima, papa bangga sama ima dan akan selalu menyayangi ima. Senyumlah selalu anakku, karena tampak cantik dengan senyum”
Almarhumah Ima berkata dalam untaian kata yang membuat mata menangis namun bibir ini tersenyum
“Papa… ima terharu, ima pun bangga punya ortu yang bijak seperti papa, terimaksih pa… Putri kecil papa sekarang sudah dewasa sudah saatnya menggantikan peran papa tuk bertanggung jawab atas diri ima. Ima akan tersenyum selalu untuk bahagia papa. *senyum mengembang*”
Begitulah bunyi status terakhir saudariku IMA FATAYA yang aku tak sempat mengenalnya,
namun… kata-kata itu begitu menyentuh…
begitu bermakna… mengingatkan kita untuk tak lalai pada kewajiban yang utama, memberi kita ibroh yang nilainya tak terhingga.
Dan dari status Ukhti Hanunah Naurah Lam’aa. Saya kembali mendapat penjelasan tentang sebab kepergian ukhti IMA dan bagaimana kemuliaan akhlaknya, subhanalloh…
Berikut yang ditulis ukhti Hanunah
“beliau adalah teman fb ana… sakit lemah jantung … namun ana dengar kabar katanya telah sembuh, wallahu alam, /// meninggal tadi siang… beliau adalah salah satu akhwat penghapal Al Qur An Insya Alloh… semangat beliau dalam menuntut ilmu tak pernah pudar… nasehat beliau kepada ana sangat banyak dan bermanfaat sekali…beliau selalu berusaha menjauh dari maksiat dan bid’ah… selalu bertanya tentang sunnah… selalu ingin belajar bersama tentang dien… selalu bertanya tentang kekurangannya… banyak akhlak beliau yang bisa dicontoh, wallahu a’alam// T.T”

Subhanallah…
Kini hanya penyesalan yang ada dalam diri saya, kenapa sebelumnya saya tak sempat menjalin pertemanan dengannya

Sungguh akhwat berakhlak mulia…
Dalam ingatan dan hatinya ada Al Qur An
Dalam dirinya tentu terkandung kemuliaan
Dalam darah dan nadinya mengalir keistiqomahan…
Betapa kau telah menyiapkan diri demi kepergian ini...

IMA saudariku… walau kami belum sempat mengenalmu, namun catatan-catatanmu ini akan menjadikan kami mencintaimu… mencintaimu karena Alloh
IMA saudariku… status FB mu itu adalah ilmu pertama dan terakhir yang bisa aku dapat darimu, tapi… ilmu itu InsyaAlloh akan selalu berpendar dalam hatiku
Mengingatkan aku bahwa sang waktu adalah hal yang semakin berlalu, dan suatu saat nanti akan merenggut kita dari dunia fana ini menuju ke kehidupan yang sebenarnya
IMA ukhtiku… aku tak sempat mengenalimu…
tapi… semoga kelak kita bisa berjumpa di Jannah Nya, agar aku bisa menyampaikan kata “Jazaakillah khoyr atas ilmu yang bermanfaat ini dan uhibbuka fillah”
dan jika aku yang belum sempat mengenalimu merasa kehilanganmu… apalagi mereka yang pernah berbagi cerita, ilmu, tausiyah dan pengalaman denganmu…
tentu mereka begitu terpukul atas kepergianm
tentu mereka sangat kehilangan mutiara sepertimu
selamat jalan ukhtiku…
semoga terampungnya urusan duniamu ini disudahi dengankhusnul khotimah
semoga Alloh mengampuni segenap kekhilafan dan dosa-dosamu
semoga Alloh menerima segala amalan baik dan ibadahmu
semoga Alloh menempatkanmu diantara orang-orang sholeh dan sholehah
aku akan merindukanmu…
sekalipun aku tak pernah mengenalimu…
ya ukhti…

(semoga orang tua, saudara, sahabat, teman yang ditinggalkan mutiara terindah bernama IMA FATAYA bisa ditabahkan hatinya dan ikhlas menerima kepergian sang mutiara, karena InsyaAlloh mutiara itu kini sedang tersenyum damai di sisi Alloh, amiin… Allohumma amiin…)

Pesan Seorang Ayah Kepada Putrinya



















Nak… ketika ayah sedang di kantor, tiba-tiba terdengar senandung nasyid indah yang diputar oleh teman seruangan ayah…

Aduhai putriku sayang…
Lembutmu tak bererti
Kau mudah dijual beli
Kau mampu menyaingi lelaki dalam berbhakti
Lembut bukan hiasan… juga bukan kebanggaan
Tapi kau sayap kiri pada suami yang sejati
Disebalik bersih wajahmu… disebalik tabir dirimu… ada rahsia agung tersembunyi dalam diri
Itulah sekeping hati yang takut pada Ilahi
Berpegang pada janji mengabdikan diri
Malumu mahkota yang tidak perlukan singgasana… tetapi ia berkuasa menjaga diri dan nama
dari siapa yang akan mau merampasnya
melainkan kau sendiri yang pergi menyerah diri
Ketegasanmu umpama benteng negara dan agama
dari dirobohkan dan jua dari dibinasakannya
Wahai putriku sayang
Kau bunga terpelihara
Mahligai surga… itulah tempatnya…
(PUTERIKU SAYANG by Hijjaz)

Nak… ayah lagi-lagi meneteskan airmata kala mendengar lagu itu, ayah bahagia…telah mampu memiliki bunga sepertimu… walaupun sesungguhnya ayah malu… karena bunga ayah bisa seindah itu bukan karena didikan ayah… melainkan atas kehendak dan kemauannya sendiri.
Nak ayah selalu tersenyum senang dengan apa yang ada pada dirimu… wahai putriku… ayah selalu melihat keasingan pada dirimu jika dibandingkan dengan remaja putri pada umumnya… betapa kau berani beda dengan mereka… betapa kau berani menjadi putih diantara kawanan merah, demi syariah dan izzah yang kau jaga.
Nak… remaja putri lain pada umumnya begitu senang mempercantik diri dengan pakaian-pakaian mininya, menonjolkan lekuk tubuhnya… namun engkau… apa yang kulihat dalam dirimu wahai putriku… saat masih begitu belia usiamu… kau memutuskan untuk menutup auratmu dengan sempurna… dengan gamis besar berwarna kelam dan khimar yang panjang… sekalipun ayah tak paham pakaian muslimah yang sesuai dengan syariat seperti apa, tapi ayah percaya dan bangga padamu… kau telah bisa mengistiqomahkan diri dengan pakaian itu kala usiamu masih sangat muda…masih baru duduk di bangku SMA. Dan ayah tak pernah peduli dengan omongan-omongan orang diluar sana yang menganggapmu terlalu ekstrem dan fanatis. Ayah tak peduli… karena ayah percaya padamu…
Nak… ayah bangga padamu, sejauh dua puluh tahun ini ayah belum pernah melihatmu dekat dengan teman pria, itu bukan karena kau tak menarik… tapi… itu karena kau selalu menghargai dirimu, kau tak menghiraukan mereka… hanya karena Allah semata.
Nak… kaulah bunga yang tak pernah terjamah, wajah dan tubuhmu masih utuh terjaga.
Nak… jika orangtua lain menengok kamar putrinya yang masih remaja, tentu yang akan ditemuinya hanyalah tumpukan boneka dan botol-botol kosmetika, tapi… itu tidak terjadi pada ayah, kamarmu… kau penuhi dengan kitab-kitab tentang agama, kitab-kitab yang bukan pemberian dari ayah melainkan kitab yang kau beli dengan susah payah mengumpulkan sisa uang bulanan.

Nak… jika remaja putri lain sangat senang berkunjung ke salon atau jalan-jalan ke swalayan… tapi… itu tak terjadi pada putri ayah, yang ayah tahu kau selalu datang ke majlis ilmu, atau jika tidak demikian kau lebih suka berdiam diri di rumah.

Nak… satu kalipun sejauh dua puluh tahun ini, ayah tak pernah mendengarmu meminta izin untuk kencan, yang selalu ayah dengar kau selalu minta izin untuk berkunjung kerumah teman wanitamu atau ke majlis ilmu, dan… sama sekali ayah tak pernah menaruh curiga bahwa diluar sana kau akan berbuat yang macam-macam, karena ayah tahu bagaimana kejujuran lisanmu dan bagaimana perangai dirimu…

Nak… tiba-tiba ayah tersentak… kini usiamu sudah dua puluh tahun, sepertinya gerbang itu akan segera kau masuki… gerbang indah… yang disisi lain tak mudah bagi ayah menerimanya. Karena ayah tahu saat gerbang itu termasuki olehmu… pertanda ayah harus melepaskanmu.

Dan hanya satu pesan dari lelaki renta ini…
Kelak jika kau telah berkeluarga… jangan pernah berubah…
ayah masih ingin mendengarmu … walau nanti tak bisa tiap hari,
ayah masih ingin bertemu dan bercengkrama denganmu… walau sesekali saja…
ayah masih ingin mencicipi masakanmu… walau jarang…
ayah masih ingin jalan-jalan di taman denganmu walau tak setiap akhir minggu...

Nasehat Perekat Hubungan Suami Istri





























Saudariku kaum muslimah, bacalah wasiat Asma” binti Kharijah, istri Auf Asy- Syaibani kepada putrinya sebelum pernikahannya, niscaya Anda akan mendapatkan perkataan yang lengkap tentang dasar-dasar hubungan suami istri dan adab-adab yang mesti dilazimi oleh setiap wanita terhadap suaminya.

Asma’ berkata kepada putrinya,
“Wahai putriku! Jika wasiat disampaikan karena suatu keistimewaan atau keturunan maka aku tak akan memberikan wasiat ini kepadamu. Akan tetapi wasiat merupakan pengingat bagi orang yang mulia dan bekal bagi orang yang berakal.
Wahai putriku ! jika seorang perempuan merasa cukup terhadap suaminya lantaran kekayaan kedua orangtuanya dan hajat kedua orangtuanya kepadanya, maka aku adalah orang yang paling merasa cukup dari semua itu. Akan tetapi perempuan diciptakan untuk laki-laki dan laki-laki diciptakan untuk perempuan.

Wahai putriku, tak lama lagi kau akan keluar meninggalkan ayunan tempat kau ditimang dulu, dan berpindah ke atas ranjang yang belum pernah kau lihat sebelumnya. Kau akan hidup bersama seorang kawan yang belum pernah kau kenal sebelumnya.

Oleh karena itu, jadilah bumi tempat ia berpijak, maka ia akan menjadi langit yang menaungimu. Jadilah dirimu tempat sandaran baginya, maka ia akan menjadi tiang yang meneguhkanmu. Jadilah pelayan baginya, ia akan menjadi abdi bagimu, dan jagalah sepuluh perkara yang menjadi haknya, niscaya ia akan menjadi simpanan bagimu.
Pertama dan kedua:
Tunduk kepadanya dengan penuh qona’ah dan senantiasa mendengar dan menaatinya dengan baik.

Ketiga dan keempat;
Perhatikanlah keadaan dirimu di hadapannya. Jangan sampai ia memandang jelek dirimu dan jangan sampai ia mencium darimu kecuali wewangiaan.

Kelima dan keenam:
Perhatikanlah waktu makan dan tenangkanlah ia tatkala tidur, karena panasnya kelaparan sangat menjengkelkan dan gangguan tidur dapat memancibg kemarahan.

Ketujuh dan kedelapan
Jagalah harta dan keluarganya. Kecakapan dalam mengelola harta adalah pengaturan keuangan yang bagus, dan kekuasaan dalam keluarga adalah mengatur mereka dengan baik.

Kesembilan dan kesepuluh
Janganlah engkau langgar perintahnya dan jangan engkau sebarluaskan rahasianya. Jika engkau melanggar perintahnya berarti engkau merobek dadanya dan jika engkau menyebarluaskan rahasianya engkau tidak akan aman dari perceraiannya.

Kemudian janganlah engkau bergembira dihadapannya ketika dia sedang bersedih hati atau bersedih hati ketika dia sedang bergembira. Bagian pertama merupakan sikap meremehkan dan yang kedua akan mengeruhkan suasana.

Jadilah engkau orang yang sangat memuliakannya, niscaya dia akan lebih memuliakanmu. Jadilah engkau selalu sepaham dengannya, niscaya dia akan menajdi teman yang baik bagimu.

Dan ketahuilah, sesungguhnya engkau tidak akan dapat menggapai apa yang engkau cintai sehingga engkau lebih mengutamakan keridhaannya di atas keridhaanmu dan keinginannya di atas keinginanmu, baik dalah hal yang engkau suka maupun yang engkau benci. Semoga Alloh menjadikan baik urusanmu.”

Alangkah indahnya jika setiap ibu memberikan bekal kepada putrinya dengan adab-adab yang indah dan nasehat-nasehat yang penuh cahaya seperti di atas yang mencakup seluruh hak-hak suaminya.

Saya ketik ulang dari buku ”Nasehat Perekat Hubungan Suami dan istri”
11 Juni 2010

Dalam Pagi Yang Menakjubkan


















Bila nanti
Masa &qadar tlah brpendar

Tiada lagi risau yg mengacau
Tiada lagi rindu yg mencandu
Tiada lagi takut yg menyulut

Semua akan kusambut, dengan sekuntum mawar putih yang masih mengerucut

Tak perlu khawatir dengan duri, karena ia tlah trbuang pergi

Saga senja kan kita tatap bersama
Kelam malam kan kita jadikan sarana menyelam dalam kalam-kalam semesta alam

Biarlah waktu menjaga yang kelak jadi milikmu.. Seolah duri yang menghiasi mawar putih

Tenanglah dalam keharibaan Tuhan

Karena semua akan tertemukan dalam pagi yang menakjubkan

Senin, 18 Januari 2010

Zahratussita (kisah bunga musim dingin)


Sebuah kisah... *_*

Kisah tentang bunga musim dingin...

Dipelataran tawa... ia menggenggam cita... bisa segera menemui musim dinginnya
Dalam senyumman ia berkata "aku menunggu salju"
Tapi... tiba-tiba saat bulir-bulir salju itu menerpanya... Mentari merengkuhnya... membisikkan sebentuk desir asa "Belum saatnya kau temui musimmu"


Bunga musim dingin kecewa... bermuram durja .. >_<..
kenapa ia tak diperkenankan menemui musimnya, dalam termangu ia menatap langit biru... dijumpai dalam pandangan mata... angkasa luas...awan berarak... lengkung pelangi.. hemm,, sungguh indah sekali...


kemudian ia alihkan pandangan... dijumpainya aliran sungai... dan kumpulan bunga lain yang segar teruntai... di dahan-dahan landai...


Bunga musim dinginpun terperanjak dari termangunya " Yah... musim ini masih sangat indah...terlalu indah untuk ditinggalkan... batang hari masih tinggi... mentari juga masih ingin menatap dan ditatap berseri-seri... berseri-seri dalam pancaran yang tak terbagi"


Ketika itu pula mentari berkata... "Zahratussita (bunga musim dingin)... musim semi ini... ataupun kemarau nanti... itu tak akan membuatmu layu.. kau akan tetap menjadi bunga terindahku... walau kutahu sesungguhnya duniamu adalam musim dingin dan salju... bunga musim dinginku (Zahratussita)... tersenyumlah... perindahlah mahkota bungamu dengan warna-warna cita yang belum terlaksa... harumkan putikmu... dengan aroma kiriman surga... kuatkan kelopakmu dengan ujian dan kesabaran... teguhkan tangkaimu dengan angin kemarau... hijaukan daunmu dengan embun musim semi... Dan kelak... jika tiba waktunya... tersenyumlah... temuilah musim dingin yang kau cari... rengkuhlah salju terputih dan terlembut yang kau ingini... agar mekarmu... menjadi indah sempurna... indah pada waktunya..."


indah pada waktunya...
Zahratussita...

Minggu, 03 Januari 2010

Home Sweet Home


Disini bukan pabrik permen...
Tapi disini... aku mampu merasakan begitu banyak hal manis

Disini bukan negri dongeng
Namun disini...kutemui banyak keajaiban

Disini bukan istana megah
Tapi disini... aku merasa istemewa dan telah memiliki segalanya

Disini bukan surga
Namun disini aku merasa seolah hidup di dalamnya

Disini duapuluh tahun sudah aku temui sang pagi, Dua puluh tahun sudah kulewati hari, mengukir kisah yang indah bersama dengan untaian-untaian permata.
Untaian permata itu ada tujuh, salah satunya adalah aku, namun yang satu kini telah terpisah jauh, namun dihati enam permata lain engkau selalu bersama.

Disini... selalu ada kehangatan yang menyejukkan
Disini ...selalu ada cinta, dalam sabar ataupun marah, disini selalu ada penjagaan dalam lelah ataupun kuat, disini selalu ada berbagi dalam ada atau tiada, disini selalu ada kasih dalam sakit ataupun sehat, disini selalu ada senyum ikhlas disetiap pagi ataupun malam

Tak ada tempat lain seperti disini...

Rumahku...surgaku
Rumahku.. istanaku
Rumahku kotak permataku, permata yang selalu menemaniku dan paling mengerti tentang bagaimana aku. Permata-permata itu berkilau dengan sinar dan bentuk yang berbeda, membuat hidupku semakin berwarna. Satu permata... selalu bangun paling awal dipagi hari, menggugah yang lain dengan aroma masakan, permata yang satunya lagi setiap pagi sibuk dengan perkutut kesayangannya, permata hitam kecil sibuk dengan PR-PR nya yang lupa tak dikerjakan semalam, satu permata biru selalu susah untuk dibangunkan, dan satu permata yang belum lama ini hadir dalam kotak harta karun kami selalu sibuk dengan alat kebersihannya, dia adalah permata berwarna nila cantik, dia menjadi pelengkap isi harta karun ini, kehadirannya menjadikanku memiliki apa yang sebelumnya tak kupunya.

Tak ada tempat lain seindah disini...
kemanapun aku akan pergi... hanya tempat ini yang akan kurindui
wajah-wajah itu...
susu dan teh hangat yang selalu menyatukan kami kala pagi, menemani setiap cerita dan pernyataan rencana handak apa saja dan nanti pulang jam berapa

itu semua adalah cerita yang terbingkai dalam pigura cinta
itu semua adalah nyanyian dengan nada syahdu
itu semua adalah syair dengan rima indah

Rumahku surgaku
Rumahku istanaku
semoga ia berdinding pagar ikhlas, ikhtiar dan tawakal
beratap ridho dan barokah Alloh
dan beralas cinta kasih
agar kelak tujuh permata dan segenap keturunanya dapat hidup mulia di surga yang sebenarnya... amiin Ya Rabbal alamin...

Untuk Tujuh buah permata

Sabtu, 02 Januari 2010

Sebentuk Hati

Dari balik jendela jiwa, seulas senyum manis itu sedang menanti asanya yang tak kunjung tiba
Menepi diperbatasan pupus, merangkai rasa teramat mulia namun tak dikultus
Tiada yang tahu apa dibalik senyum itu
Tiada yang mengerti bahwa disana ada sebentuk munajah indah dalam lelah
Menanti kepastian yang tak pasti

Jangan…
jangan sekali-kali kau membawanya terbang menjelajah nirwana maya
pabila yang kau ingin hanyalah patahkan sayap-sayapnya
karena… bagaimana kelak ia kan bisa menjangkau cinta yang lainnya, jika sayapnya terpatah dan keindahan nirwana nyata tak lagi bisa meyakinkan ragunya

Jangan…
Jangan sekali-kali kau beri ia sekuntum mawar tanpa pembatas
Karena harum dan cantik mawar kan membuatnya sejenak tertawa, namun durinya kan meninggalkan torehan luka yang kan lama menganga

Sebentuk hati itu bagaikan salju dingin nan rapuh
Terlihat angkuh dalam beku, namun kala kau meremasnya ia akan hambur dan hancur
Sebentuk hati itu bagaikan bunga mekar
Jangan kau untai pujian ataupun membuat kelakar-kelakar yang buat wajahnya berbinar
Jika dalam hatimu ada racun yang hendak membuatnya layu dalam mekar

Sebentuk hati itu hanyalah perindu kepastian
Bukan kebasian
Sebentuk hati itu hanyalah pengharap keindahan
Bukan kekeliruan
Sebentuk hati itu hanyalah naluri tanpa logika
Maka jangan kau ajak ia berfantasi ria dalam maya yang tak terarah kemana lajunya
Sebentuk hati itu hanyalah kelemahan
Maka jangan kau tindas ia dengan cara yang indah
Sebentuk hati itu hanyalah kebodohan
Maka jangan kau bodohi ia dengan kefasihan
Sebentuk hati itu hanyalah kelelahan
Maka jangan kau kalahkan ia dengan kecurangan

Sebentuk hati itu adalah…
Aku… kamu… dan mereka…