Dari balik jendela jiwa, seulas senyum manis itu sedang menanti asanya yang tak kunjung tiba
Menepi diperbatasan pupus, merangkai rasa teramat mulia namun tak dikultus
Tiada yang tahu apa dibalik senyum itu
Tiada yang mengerti bahwa disana ada sebentuk munajah indah dalam lelah
Menanti kepastian yang tak pasti
Jangan…
jangan sekali-kali kau membawanya terbang menjelajah nirwana maya
pabila yang kau ingin hanyalah patahkan sayap-sayapnya
karena… bagaimana kelak ia kan bisa menjangkau cinta yang lainnya, jika sayapnya terpatah dan keindahan nirwana nyata tak lagi bisa meyakinkan ragunya
Jangan…
Jangan sekali-kali kau beri ia sekuntum mawar tanpa pembatas
Karena harum dan cantik mawar kan membuatnya sejenak tertawa, namun durinya kan meninggalkan torehan luka yang kan lama menganga
Sebentuk hati itu bagaikan salju dingin nan rapuh
Terlihat angkuh dalam beku, namun kala kau meremasnya ia akan hambur dan hancur
Sebentuk hati itu bagaikan bunga mekar
Jangan kau untai pujian ataupun membuat kelakar-kelakar yang buat wajahnya berbinar
Jika dalam hatimu ada racun yang hendak membuatnya layu dalam mekar
Sebentuk hati itu hanyalah perindu kepastian
Bukan kebasian
Sebentuk hati itu hanyalah pengharap keindahan
Bukan kekeliruan
Sebentuk hati itu hanyalah naluri tanpa logika
Maka jangan kau ajak ia berfantasi ria dalam maya yang tak terarah kemana lajunya
Sebentuk hati itu hanyalah kelemahan
Maka jangan kau tindas ia dengan cara yang indah
Sebentuk hati itu hanyalah kebodohan
Maka jangan kau bodohi ia dengan kefasihan
Sebentuk hati itu hanyalah kelelahan
Maka jangan kau kalahkan ia dengan kecurangan
Sebentuk hati itu adalah…
Aku… kamu… dan mereka…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar