Senin, 12 Oktober 2009

Teruntuk Semua Saudariku

Wahai saudariku... aku sangat sadar saat menuliskan rentetan huruf-huruf ini keluasan ilmuku masih ibarat setetes air, sedangkan... sesungguhnya luas seluruh ilmu yang ada di dunia ibarat hamparan samudera. Yah... aku memang belum pantas berpetuah... karena kutahu keadaan diriku sangat jauh dari sempurna. Namun aku akan tetap menuliskan rentetan huruf yang nantinya kuharap mampu menggugah hatimu... atau setidaknya bermanfaat bagi kita semua

Wahai saudariku... bukankah tunas-tunas dan pepohonan rindang yang menghasilkan buah-buah ranum yang manis serta kembang-kembang indah aneka warna hanya bisa demikian jika mereka ada di atas tanah dan ladang subur yang menyimpan berbagai macam unsur hara yang berguna bagi pertumbuhannya? Tentu saja ya, begitu pula dengan dirimu... wahai saudariku... engkau ibarat ladang-ladang yang nantinya akan ditumbuhi bibit dari tunas-tunas atau pepohonan yang akan memimpin peradaban Islam. Dari rahimmulah akan Alloh keluarkan tubuh-tubuh pejuang... pemimpin...penggerak...dan para cendekiawan yang kan berjuang di jalanNya. Melalui perantara air susumulah kelak tubuh-tubuh kecil itu akan tumbuh menjadi penegak hukum yang adil, pemimpin yang bijak, pengajar yang cerdas, pedagang yang jujur serta penderma yang ikhlas. Berkat didikan dan kasih sayangmu otak mereka akan terprogram untuk selalu mencintai Alloh melebihi cinta terhadap yang lainnya. Berkat didikan dan kasih sayangmulah hati mereka akan terbentuk untuk selalu tunduk pada kebenaran dan menjauh dari segala kemungkaran. Berkat didikan dan kasih sayangmulah tangan mereka akan terbiasa untuk berbagi dengan sesama... memberi pada yang tak punya dan berterimakasih saat menerima. Berkat didikan dan kasih sayangmulah kaki-kaki mereka akan selalu mendekat dan bersama orang-orang yang mulia agamanya dan menjauh dari tempat-tempat yang terlaknati.

Wahai saudariku... jika kau mengira masih lama sekali ladang itu ditanami hingga saat ini kau masih ingin bersenang-senang dalam kebebasan, menikmati masa muda dengan gemerlap panggung sandiwara dunia... niscaya engkau selamanya akan menyesal. Yah... selamanya kau akan menyesal. Karena bagaimana mungkin kau mampu menjadi ladang terbaik bagi tanaman-tanamanmu kelak jika sekarang kau tak mempersiapkan diri mencangkuli ladangmu dengan iman, memberinya pupuk terbaik yang bernama ilmu, menggeburkannya dengan akhlakul karimah serta menjaganya dengan pagar bernama taqwa?
Bagaimana mungkin kau mampu menjadi ladang terbaik jika sekarang ... kau racuni tanahmu dengan berbagai zat berbahaya bernama kebebasan dan kesenangan dunia yang mungkin zat berbahaya tersebut akan terkandung dalam tanahmu selama-lamanya. Bagaimana mungkin kau mampu menjadi ladang subur yang kelak akan menghasilkan tanaman-tanaman berbuah ranum manis... jika sekarang... kau masih tak tahu caranya agar menjadi ladang impian bagi setiap pencocok tanam yang hendak menaburkan benih-benih impian peradaban Islam dimasa datang.

Wahai saudariku... sesungguhnya kunci dari kesuburan itu terletak pada akhlakul karimah... kesuburan itu akan menjelma dalam dirimu jika engkau memiliki bekal yang cukup untuk mendidik, tentunya untuk memiliki bekal itu kau harus terlebih dahulu mendapat tarbiyah, dan kesuburan itu jua akan termiliki olehmu jika engkau selalu menjaga dirimu dari tangan-tangan yang hanya ingin merampas harta paling berharga dari ladangmu tanpa ada niatan ingin menanam dan merawat pohon-pohon harapan peradaban. Tangan-tangan itu seringkali mengatasnamakan cinta ketika hendak merampas mahkotamu yang teramat berharga kemudian ia akan meninggalkanmu dalam kegersangan, padahal... sesungguhnya pencocok tanam terbaik hanya akan meminta mahkota itu dengan mengatas namakan Alloh dalam izab dan qobulnya. Dan sesungguhnya janji Alloh telah diperdengarkan dalam Al Qur An bahwa para pencocok tanam terbaik hanya diciptakan untuk ladang-ladang pilihan.

Untuk itu... wahai saudariku... kuingin bersama denganmu mempersiapkan kesuburan itu. Kesuburan yang akan melahirkan tunas-tunas yang kan berkembang menjadi pepohonan yang menghasilakn buah unggulan. Pepohonan yang tak lain adalah para pemimpin peradaban... pembawa perubahan... perubahan yang lebih mulia dimasa yang akan datang. Amin... Ya Rabbal alamin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar