Jumat, 09 Oktober 2009

Alhamdulillah Alloh Masih Menyuruhku Berusaha

Pagi tadi aku langkahkah kaki untuk mencari jawab dari tanya yang selama tiga bulan terakhir ini berkecamuk dalam angan. Bagaimana nasib naskahku? Akankah dia lolos tahap penjurian lomba? akankah buah kerjaku yang kurangkai tiap siang dan petang akan menjadi seperti yang kuharapkan, menjadi salah satu dalam daftar pemenang. Tapi... ternyata semua tak seperti yang kukira, aku belum berhasil, hal itu membuatku agak lama terperangah menatap layar komputer di warnet. Rasanya aku ingin menangis, aku ingin menangis bukan karena kecewa, tapi... aku ingin menangis karena aku bingung harus berkata apa pada ibuku, yang mungkin kini sedang menantiku dirumah. Dialah orang pertama yang mengakui bahwa bakat itu ada padaku, dialah orang pertama yang meyakinkanku bahwa aku adalah orang yang mampu menggapai semua mimpi dan harapanku. Dialah... orang pertama yang mampu mambuat aku menemukan begitu banyak rangkaian kata dan imajinasi kala aku menulis cerita fiksi, cerita fiksi yang saat ini masih belum mampu menjadi sesuatu yang dia ingini. Maafkan aku ibu. Kali ini anakmu masih belum mampu, tapi aku janji... secepatnya akan ada buku dengan sampul bertuliskan namaku InsyaAlloh...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar